KESESUAIAN TERAS 1 MALIOBORO SEBAGAI LOKASI RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA

Authors

  • Ulya’ Nazihah Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
  • Murtanti Jani Rahayu Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
  • Lintang Suminar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31933/ejpp.v4i2.1085

Keywords:

Aktivitas Perdagangan; Kesesuaian; Pedagang Kaki Lima; Relokasi

Abstract

Keberadaan aktivitas pedagang kaki lima yang menempati jalur pedestrian Malioboro menyebabkan beberapa permasalahan seperti mengganggu ruang gerak pejalan kaki, menghalangi visibilitas pertokoan, serta melanggar peraturan perundang-undangan akibat tidak adanya surat izin usaha. Permasalahan tersebut ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan melakukan pembangunan Teras 1 Malioboro sebagai lokasi relokasi pedagang kaki lima (PKL). Kebijakan ini mengalami hambatan berupa penolakan para pedagang dengan alasan kesulitan beradaptasi terutama setelah masa pandemi Covid-19 berakhir. Para pedagang meminta lokasi PKL yang baru harus mampu memenuhi kebutuhan berdagang dengan adanya fasilitas yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian Teras 1 Malioboro sebagai lokasi relokasi PKL. Variabel penelitian yang digunakan adalah keberadaan aktivitas utama, kestrategisan lokasi, dan ketersediaan fasilitas pendukung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis skoring skala Guttman untuk menilai kesesuaian variabel berdasarkan kondisi karakteristik lokasi PKL. Hasil penilaian kesesuaian sebesar 0,917 menunjukkan bahwa Teras 1 Malioboro masuk dalam kategori sesuai sebagai lokasi relokasi pedagang kaki lima.

References

Antlöv, H. (2003). Village Government and Rural Development in Indonesia: The new democratic framework, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 39(2), 193-214.

Alam, I. N., Yudono, A., & Ihsan, I. (2019). Pengembangan Jalur Pejalan Kaki Kawasan Central Business District (CBD) Kota Makassar. Jurnal Wilayah dan Kota Maritim, 7, 104–111. Diakses dari: https://cot.unhas.ac.id/journals/index.php/jwkm/article/view/134

Cohen, B. (2006). Urbanization in Developing Countries: Current trends, future projections, and key challenges for sustainability, Technology in Society, 28, 63-80.

Daniels, R. & Mulley, C. (2013). Explaining Walking Distance to Public Transport: The Dominance of public Transport Supply. Journal of Transport and Land Use, 6 (2), 5, DOI: http://dx.doi.org/10.5198/jtlu.v6i2.308.

Demas, K. L., & Dewanti, A. N. (2021). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Lokasi Relokasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Pagi, Kota Samarinda. Ruang, 96-104.

Ghassani, D. P., Setioko, B., & Hardiman, G. (2015). Pengaruh Keberagaman Activity Support Terhadap Terbentuknya Citra Kawasan di Jalan Pandanaran Kota Semarang. NALARs Jurnal Arsitektur Vol 14, Nomor 1 Tahun 2015.

Hamdan, A., Witjaksono, A., & Setiyawan, A. (2017). Penentuan Lokasi Relokasi Pedagang Kaki Lima Menurut Preferensi PKL dengan Komparasi Lokasi di Kawasan Alun-Alun Kota Batu. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang. http://eprints.itn.ac.id/635/1/Jurnal.pdf

Handayani, S. (2009). Memahami Pelaku Sektor Informal Perkotaan: Penataan Pedagang Kaki Lima Tanpa Kekerasan. Jurnal Analisis Sosial Vol 14 No. 1, 33-53.

Hapsari, K. C. (2017). Pedagang Bermotor?: Karakteristik Baru Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Pendidikan. Riptek, II(1), 57–66. http://eprints.undip.ac.id/63311/1/5.Pedagang_Bermotor_PKL.pdf

Heldiansyah, J. C. & Apriliani, I. D. (2019). Elemen Pembentuk Ruang Arsitektural di Lahan Basah Banjarmasin. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 4 Nomor 3 Halaman 487-496.

Harris, C.W dan N.T Dines. (1988). Time Saver Standards for Landscape Architecture. New York : McGraw-Hill Book Co

Lynch, K. (1987). A Theory of Good City Form. Cambridge Massachusetts: The MIT Press.

Mc Gee, T. G., & Yeung, Y. (1977). Hawkers in Southeast Asian Cities: Planning for The Bazaar Economy. Ottawa: International Development Research Centre.

Imaniah, Y. N., & Haryatiningsih, R. N. (2016). Analisis Faktor-Faktor Menentukan Pemilihan Lokasi Pedagang Kaki Lima (Pkl) di Kota Bandung (Studi Kasus Kecamatan Regol Kota Bandung). Ilmu Ekonomi, 4(2), 135–141.

Nasta, M. M. (2017). Analisis Faktor Pemilihan Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus: Pantai Losari). Makassar: digilib.unhas.ac.id.

Perdana, E., Rahayu, P., & Hardiana, A. 2020. Karakteristik Pedagang Kaki Lima dan Preferensinya Terhadap Lokasi Kawasan Solo Techno Park. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif, Volume 15, Nomor 2 (2020).

Rahayu, M. J. (2020). Stabilisasi Pedagang Kaki Lima Di Ruang Publik Kota Surakarta: Strategi Informalitas Perkotaan Yang Berkeadilan. Yayasan Kita Menulis.

Rahayu, M. J., & Musyawaroh, M. (2013). Stabilisasi Sebagai Bentuk Penataan Pkl Makanan Siap Saji Di Kota Surakarta. Jurnal Tataloka, 15(1), 39. https://doi.org/10.14710/tataloka.15.1.39-52

Sastrawan, I. W. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima di Pantai Penimbangan Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi Undiksha, Vol: 5, No: 1, Tahun: 2015.

Sulistyo Rini, H. (2013). Dilema Keberadaan Sektor Informal. KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture, 4(2), 200–209. https://doi.org/10.15294/komunitas.v4i2.2415

Swasto, D. (2004). Management of City Publik Space: Empirical Study of Cities in Indonesia and Other Countries. In Urban Design International Seminar: Managing Conflicts in Public Spaces Through Urban Design.

Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold Company.

Soetomo, S. (2009). Urbanisasi dan Morfologi Proses Perkembangan Peradaban & Wadah Ruang Fisiknya: Menuju Ruang Kehidupan yang Manusiawi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Whyte, W. (1988). City Rediscovering The Center. New York: Anchor Books Doubleday.

Widjajanti, R. (2009). Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima Pada Kawasan Komersial di Pusat Kota, Studi Kasus: Simpang Lima, Semarang. Jurnal Teknik, 30(3), 162–170.

Widjajanti, R. (2016). The Space Utilization by Street Vendors Based on the Location Characteristics in the Education Area of Tembalang, Semarang. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 227 (November 2015), 186–193. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.06.061

Widjajanti, R. (2018). Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima di Ruang Publik Kota pada Activity Characteristics of Street Vendors in Urban Public Spaces at. 4(2), 185–194.

Keputusan Badan Standarisasi Nasional Nomor 61/KEP/BSN/3/2021 Tentang Pasar Rakyat

Keputusan Dirjen No. 272/HK.105/96

Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum

Peraturan Menteri PUPR Nomor 03/PRT/M/2014

Permendag No. 26 Tahun 2020

PP Nomor 29 Tahun 2021

Downloads

Published

2024-06-25

How to Cite

Ulya’ Nazihah, Murtanti Jani Rahayu, & Lintang Suminar. (2024). KESESUAIAN TERAS 1 MALIOBORO SEBAGAI LOKASI RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA. Ekasakti Jurnal Penelitian Dan Pengabdian, 4(2), 261–273. https://doi.org/10.31933/ejpp.v4i2.1085