ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Studi Kasus Pada DPPKAD Kabupaten Lima Puluh Kota
Keywords:
Laporan Keuangan, kinerja keuangan. Pemerintah Daerah Kabupaten Limapuluh KotaAbstract
Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan suatu daerah pembangunan, dalam melakukan pembangunan ada beberapa permasalahan keuangan daerah yang dihadapi antara lain : (1) ketergantungan pemerintah daerah kepada subsidi dari pemerintah pusat yang tercermin dalam besarnya bantuan pemerintah pusat baik dari sudut anggaran rutin, yaitu subsidi daerah otonom maupun dari sudut anggaran pemerintah daerah, (2) rendahnya kemampuan daerah untuk menggali potensi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang tercermin dari penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang relatif kecil dibanding total penerimaan daerah, (3) kurangnya usaha dan kemampuan penerimaan daerah dalam pengelolaan dan menggali sumber-sumber pendapatan yang ada. (4) Kurang efisien (Inefisiensi) pemerintah daerah dalam melakukan belanja daerah.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pengujian hipotesis menunjukkan ketiga rasio tersebut tidak mengalami perbedaan peningkatan secara signifikan, hipotesis tersebut ditolak karena nilai signifikansinya lebh besar dari 0,05. Kinerja keuangan pemerintah daerah. walaupun sudah otonomi daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Limapuluh Kota dalam penyelenggaraan pembangunan. Apabila kinerja keuangan dilihat dari rasio tingkat ketergantungan keuangan, maka periode 2011-2014 tidak mengalami perbedaan secara signifikan, tingkat ketergantungan masih dikategorikan tinggi. Artinya bahwa kemampuan pemerintah dalam hal meningkatkan pendapatan asli daerah relaif sama atau tidak ada peningkatan secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberlakukannya otonomi daerah. Hal tersebut bahwa diberlakukanya otonomi daerah relatif tidak berpengaruh pada kemampuan pemerintah daerah Kabupaten Limapuluh Kota dalam meningkatkan pendapatan asli daerah nya. Rasio efektifitas menunjukkan cukup efektif pada tahun 2011 dan sangat efektif mulai dari tahun 2012 sampai 2014 dalam mengelola PAD, kondisi tersebut dapat dilihat dari komponen rasio efektifitas, pada saat target pendapatan asli daerah meningkat, tetapi kondisi rill justru sebaliknya, hal ini bisa saja disebabkan oleh sumber penerimaan pendapatan asli daerah yang terbesar yaitu berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah belum bisa dimaksimalkan. Begitu juga dengan rasio share dan growht yag masih tergolong sangat rendah.
References
Agussalim Manguluang, 2010, Statistik, Ekasakti Press, Padang
Alwi, Hasan dkk, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka
Ardiyos, 2000, Kamus Akuntansi, Jakarta: Citra Harta Firma
Dwi Prastowo dan Rifka Julianti, 2005, Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Manfaat, Yogyakarta: AMP-YKPN
Edy Sukarno, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houstom, 2001, Manajemen Keuangan, Jakarta: Erlangga
J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, 2000, Manajemen Keuangan, Jakarta: Binarupa Aksara
Harahap Sofyan, 2004, Teori Akuntansi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Lukman Syamsudin, 2002, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Mahmudi, 2004, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Edisi II Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Martono dan D. Agus Harjito, 2004, Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Ekonosia
Muhammad Idrus, 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga
Sutrisno, 2005, Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Ekonosia